Main Article Content

Abstract

The rapid growth of Makassar and other urban areas in South Sulawesi has posed significant challenges for spatial planning. This study assesses the effectiveness of spatial planning policies in supporting urban development in the province. Using a quantitative survey approach complemented by qualitative secondary data, the research employs multiple regression analysis via SAS software and descriptive analysis for secondary sources. Findings reveal that spatial planning strategies are not yet harmonized across provincial and district/city levels, limiting their effectiveness in guiding urban growth. This lack of alignment is attributed to several factors: weak policy coordination (legal substance), inadequate data and infrastructure, limited inter-agency collaboration, and the complex, multi-sectoral governance of urban land (legal structure).  To address these issues, the study proposes the creation of an integrated institution with complete authority over land use management to monitor, evaluate, and enforce spatial policies. Additionally, the authorities must revise spatial planning regulations, strengthen institutional capacities, and enhance public awareness through education and outreach targeting communities and developers.

Keywords

Spatial planning Urban Development Spatial Law Policy Evaluation

Article Details

How to Cite
Lira, M. A. (2025). Disconnect Between Planning and Practice? A Critical Evaluation of Urban Spatial Policies in South Sulawesi. Golden Ratio of Law and Social Policy Review, 5(1), 69–77. https://doi.org/10.52970/grlspr.v5i1.1531

References

  1. Arifin, D., & Khayati, S. (2025). Tinjauan Hukum Terhadap Pengaturan Penguasaan Dan Penggunaan Tanah Di Kawasan Pantai (Suatu Studi Di Kecamatan Moramo). Sultra Law Review, 3687–3704.
  2. Arkam, A. (2023). Kajian hukum terhadap pemanfaatan ruang kawasan lindung di Kota Makassar. Indonesian Journal of Legality of Law, 6(1), 198–206. https://doi.org/10.35965/ijlf.v6i1.3946.
  3. Fajarida, D. R. (2024). Permasalahan tata ruang kota di Tangerang: Analisis konflik antara kepadatan penduduk dan ruang hijau. Filosofi: Publikasi Ilmu Komunikasi, Desain, Seni Budaya, 1(4), 301–308. https://doi.org/10.62383/filosofi.v1i4.443
  4. Hakim, A. M. Y., Baja, S., Rampisela, D. A., & Arif, S. (2022). Quantifying future environmental carrying capacity based on land use/land cover data and ecosystem services valuation: A case study in Makassar City, Indonesia. International Journal of Environmental Studies, 79(4), 686–697. https://doi.org/10.1080/00207233.2021.1941674
  5. Hamja, B., Aswir, F., & Ahmad, S. (2021). Fungsi kewenangan daerah dalam perencanaan tata ruang di daerah perbatasan kabupaten/kota. Jurnal Cakrawala Ilmiah, 1(2), 135–146. https://doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalaindonesia.v1i2.489.
  6. Hastri, E. D., Rachman, A. M. I., & Shafarinda, R. (2022). Sanksi hukum dalam pengendalian pemanfaatan ruang daerah permukiman melalui perizinan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah perkotaan. Jurnal Jendela Hukum, 9(1), 64–80. https://doi.org/10.24929/fh.v9i1.1959.
  7. Iswantoro, M. H. (2014). Perspektif yuridis pengaturan tata guna tanah dalam implementasi kebijakan bidang pertanahan. Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu Hukum, 3(2). https://doi.org/10.14421/sh.v3i2.1960
  8. Junef, M. (2021). Penegakan hukum dalam rangka penataan ruang guna mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, (3), 40–55. https://doi.org/10.22437/mendapo.v3i1.11466.
  9. Kryczka, P., Sikorski, D., Figlus, T., Lisowska-Kierepka, A., Musiaka, Ł., Spórna, T., ... & Szmytkie, R. (2025). Defining suburbanization in Central and Eastern Europe: A systematic literature review. Cities, 158, 105626. https://doi.org/10.1016/j.cities.2025.105626
  10. Lestari, E. T., Nawi, S., & Razak, A. (2024). Efektivitas rencana tata ruang wilayah terhadap ketersediaan ruang terbuka hijau di Kota Makassar. Journal of Lex Theory (JLT), 5(2), 666–673. Retrieved from https://pasca-umi.ac.id/index.php/jlt/article/view/1779.
  11. Lira, M. A. (2023). Morfologi Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan. Mitra Ilmu. Makassar.
  12. Meidodga, I., Syahrin, A., Putra, R. T., Warfandu, F., & Bimasena, A. N. (2023).
  13. Pemanfaatan data geospasial dalam mewujudkan sistem informasi pertanahan multiguna bagi multipihak. Widya Bhumi, 3(1), 62–80. https://doi.org/10.31292/wb.v3i1.51.
  14. Owen (2014). Makassar Tallo River Area Development Pre-Feasibility Final Report A4. Egis Jakarta.
  15. Prasetya, S., Nawi, S., & Abbas, I. (2022). Korelasi pengadaan tanah kantor Badan Pertanahan Nasional dengan perencanaan pembangunan di Kabupaten Luwu. Journal of Lex Generalis, 3(3), 391–403. https://doi.org/10.52103/jlg.v3i3.
  16. Sudarso, P., Makkawaru, Z., & Tira, A. (2023). Alih fungsi tanah pertanian menjadi kawasan pembangunan perumahan dalam rangka penataan ruang wilayah Kabupaten Gowa. Indonesian Journal of Legality of Law, 6(1), 65–73. https://doi.org/10.35965/ijlf.v6i1.3838.
  17. Sumarna, D., & Kadriah, A. (2023). Penelitian kualitatif terhadap hukum empiris. Jurnal Penelitian Serambi Hukum, 16(02), 101–113. https://doi.org/10.59582/sh.v16i02.730.
  18. Ulenaung, V. Y. (2019). Implementasi Penataan Ruang Dalam Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Lex Administratum, 7(2).
  19. Wahid, A. M. Y., Bohari, N., & Achmad, A. (2015). Penegakan hukum lingkungan di sektor kehutanan (Studi kawasan hutan lindung di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan). Hasanuddin Law Review, 1(1), 61–73. https://doi.org/10.20956/halrev.v1n1.40.
  20. Wahid, A. (2009). Identifikasi penyimpangan tata ruang wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. SMARTek, 7(2), 99–112.
  21. Winati, R., Hidayat, Y., & Lutfi, A. (2022). Eksistensi dan prospek penyelenggaraan Bank Tanah. Jurnal Magister Ilmu Hukum, 7(1), 25–40. https://doi.org/10.36722/jmih.v7i1.1186